Rabu, 21 Maret 2012

mensurvai pasar tanah abang

mendiskripsikan pasar tanah abang

MENDISKRIPSIKAN POLA KEGIATAN MASYARAKAT TANAH ABANG DAN SEJARAHNYA

Sejarah Tanah Abang

Kompleks Pasar Tanah Abang merupakan salah satu objek sejarah di Ibukota. Mengutip buku 250 Tahun Pasar Tanah Abang yang diterbitkan PD Pasar Jaya pada 1982, Tanah Abang tidak terlepas dari sejarah Kota Jakarta. Memang sampai saat ini belum diketahui secara pasti asal nama Tanah Abang, karena belum ada sumber sejarah tertulis mengenai penemuan nama tersebut. Nama Tanah Abang mulai disebut-sebut pada pertengahan abad ke-17, sehingga banyak orang memperkirakan nama itu berasal dari tentara Mataram yang menyerang VOC pada 1628.
Tentara Mataram, seperti dituliskan dalam sejarah, tidak hanya melancarkan serangan dari arah lautan, namun juga mengepung kota dari arah selatan. Tentara Mataram menggunakan Tanah Abang sebagai pangkalan karena konturnya yang berbukit-bukit dengan genangan rawa-rawa di sekitarnya, yang mengalir ke Kali Krukut. Kawasan itu bertanah merah, atau abang dalam bahasa Jawa. Diperkirakan dari sana nama itu muncul.
Kawasan itu juga dikenal sebagai kawasan perdagangan ketika itu. Tingginya aktivitas ekonomi di kawasan itu mendorong Justinus Vinck, seorang pengusaha sukses, mulai membangun Pasar Tanah Abang dan Pasar Weltevreden, yang kemudian dikenal dengan Pasar Senen pada 1735. Bangunan awal Pasar Tanah Abang sangat sederhana, bilik-bilik dibuat dari bambu. Seiring perkembangan zaman, perbaikan dan peremajaan terus dilakukan. Peremajaan terakhir dilakukan pada 1975.
Setelah terjadi kebakaran pada tahun 2003, hampir seluruh kios-kios di pasar Tanah-abang hangus terbakar. Sisa bangunan yang masih berdiri tinggal Blok B, C dan D, sedangkan blok A sudah tidak layak pakai lagi langsung dirobohkan. Kemudian setahun kemudian menyusul Blok B, C, dan D yang pondasinya juga sudah tidak kuat lagi juga di robohkan. Ditempat inilah mulai didirikan Blok A yang selesai pada tahun 2005, dan Blok B yang selesai akhir tahun ini 2010. Pasar Blok A dan B ini sudah merupakan pasar modern yang menyerupai mal mal lain, full AC, parkir luas dan gedung bertingkat tinggi  dengan mengedepankan faktor kenyamanan dan keamanan.


1.  Tanah Abang Saat Ini

Saat ini Pasar Tanah Abang merupakan pusat perdagangan tekstil utama ke berbagai wilayah di Indonesia dan juga Asia bahkan dunia. Barang grosiran pakaian sangat diminati oleh banyak konsumen yang berbelanja di sini. Ada banyak juga wisatawan-wisatawan yang berbelanja disini pada saat mereka berkunjung ke Jakarta dan di jual kembali oleh mereka di negaranya dengan keuntungan berlipat ganda.
Pasar Tanah Abang 82.386,5 meter persegi, saat ini terdiri dari 3 wilayah gedung yang biasa disebut Tanah Abang Lama, Tanah Abang Metro, dan Tanah Abang AURI.
Tanah Abang Lama terdiri atas beberapa blok di antaranya blok A, B, dan F. Masing-masing blok ini terdiri dari kios-kios. Tanah Abang AURI terdiri atas beberapa blok diantaranya adalah blok A, B, C, D, E, F, AA, BB, CC. Blok-blok yang ada di Tanah Abang AURI adalah kumpulan ruko yang menjual tekstil kecuali untuk blok E yang berupa kios-kios yang menjual pakaian dalam bentuk grosir atau eceran. Di sana pun terdapat Masjid yang sangat luas terdapat di atas gedung blok A. dan terdapat juga food court jika pengunjung lapar bisa makan di sana.


Blok A Pasar Tanah Abang merupakan sebuah pusat bisnis yang megah. Arsitektur bangunannya khas dengan corak Betawi yang dipadukan dengan sentuhan dan nuansa Islam. Alhasil, Blok A Pasar Tanah Abang menjadi pusat perbelanjaan modern yang juga menjadi simbol pelestarian budaya Betawi.

 
2.  kegiatan masyarakat di kawasan pasar tanah abang
   
     kegiatan utama di pasar tersebut adlh kegiatan jual beli kepada konsumen yang datang dari berbagai daerah, namun harga yang di tawarkan di pasar tanah abang relatif murah sesuai dengan persaingan pasar-pasar di kawasan jakarta maupun di kawasan yang lainya.